Fatwa Habib Umar bin Hafidz tentang Demonstrasi di Indonesia
Fatwa Habib Umar bin Hafidz tentang Demonstrasi di Indonesia Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia, “Apakah kami sebaik
Fatwa Habib Umar bin Hafidz tentang Demonstrasi di Indonesia
Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia, “Apakah kami sebaiknya turut serta berdemonstrasi ataukah tidak ?”
“Pada dasarnya segala sesuatu yang tidak dilarang oleh syariat dan tidak melanggar peraturan pemerintah yang berlaku, dalam urusan berdemonstrasi maupun tidak, pada semua hal tersebut haruslah mengikuti ketentuan syariat dan aturan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Demikian sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada agama maupun negara yang menimbulkan perpecahan serta permusuhan diantara sesama umat Islam.”
"Dalam masalah ini, apapun yang telah dijamin undang-undang negara terkait kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka, maka hendaknya dilakukan dengan cara yang damai yang tidak menimbulkan kehancuran dan kerusakan di negeri itu."
"Maka, umat Islam wajib bersepakat untuk mengagungkan syiar-syiar Allah dan ayat-ayat-Nya. Dan umat Islam berada dalam sebuah agama yang mengajarkan agar tidak mencaci sesembahan orang kafir agar orang kafir tidak membalas dengan mencaci Allah Yang Maha Benar.”
“Mereka yang memutuskan ikut berdemonstrasi tidak boleh melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Atau merusak sesuatu yang tidak boleh dirusak. Sebagaimana tidak diperkenankan juga untuk mencaci orang-orang yang tidak ikut berdemonstrasi.”
“Adapun orang-orang yang tidak berdemonstrasi juga tidak diperbolehkan mencaci orang yang berdemonstrasi.”
“Dan hendaklah kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai prinsip yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Karena memiliki pandangan dan pertimbangan yang berbeda.”
Sebagaimana juga tidak diperbolehkan bagi pemerintah untuk mengekang kebebasan rakyatnya dalam mengekspresikan aspirasi mereka dengan menggunakan kekerasan
Atau menyakiti orang yang berdemontrsi tersebut tanpa alasan yang benar
"Begitu pula tidak diperbolehkan bagi mereka yang berdemonstrasi untuk saling menyakiti di antara mereka. Atau pun menghujat pihak pemerintah. Sebagaimana firman Alloh SWT ("Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” QS. 2 : 19). ("Dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang orang yang zalim” QS. 2 : 193). “
Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan di antara sesama umat Islam, serta memunculkan cacian terhadap orang yang tidak berdemonstrasi dan berprasangka buruk terhadap agama mereka tanpa bukti nyata, maka lebih baik bagi kalian untuk tidak keluar berdemonstrasi demi menjaga kebaikan kaum Muslimin sehingga tidak menimbulkan keburukan dan penistaan.
“Kami sampaikan kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi apabila mereka mencaci orang-orang yang berdemonstrasi sehingga menimbulkan permusuhan, perpecahan dan pertengkaran (diantara kaum Muslimin), maka lebih baik bagi kalian untuk turut berdemonstrasi tapi tidak mencaci orang lain dan tidak menimbulkan dampak buruk.”
Kami sampaikan kepada mereka yang turut berdemonstrasi dengan cara yang santun dan damai dan tidak menimbulkan permusuhan dan perpecahan, “Bagimu ijtihadmu dan niatmu, dan semua itu kembalinya kepada Allah SWT.”
Kami sampaikan pula kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi dan tidak menjadi sebab timbulnya cacian, celaan dan perpecahan antara umat muslim, “Perbuatanmu sudah benar dan engkau lebih dekat dengan keselamatan. Jangan lupa berdoa dengan penuh harap dan bersimpuh dihadapan Allah memohon kebaikan bagi umat dan negeri ini. “
“Dan apabila telah datang giliranmu untuk memilih pemimpin, hendaklah engkau tidak memilih pemimpin kecuali orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Sebab hak pilihmu adalah amanat. "
“Apabila tampak bagimu bahwa diantara para kandidat ada orang yang bertakwa kepada Allah maka pilihlah dia.”
“Namun apabila engkau ragu, maka mintalah pendapat kepada orang yang engkau percayai dari orang-orang yang berilmu dan punya rasa takut kepada Allah, yang tidak memiliki sedikitpun kepentingan duniawi, agar ia bisa menunjukkan kepada kalian mana perkara yang lebih ringan diantara dua hal yang buruk tersebut, atau siapa yang lebih bermanfaat untuk kepentingan manusia. Namun jika masih samar bagimu hal itu maka tinggalkanlah semuanya.”
“Inilah yang kami fahami dari ajaran Rasulullah, sahabat dan para tabi'in.”
“Dan kepada pemerintah, partai maupun rakyat manapun, janganlah kalian menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Karena kami telah memiliki komitmen untuk tidak mengajak manusia kecuali kepada Allah semata.”
"Dan kami takut bahwa wajah kami akan dihitamkan apabila keluar ucapan dari kami yang bertujuan untuk mencari ridho pemerintah, partai atau golongan manapun dan bukan ridho Allah. Sekali lagi, kami takut akan dihitamkan wajah kami kelak dihari kiamat."
“Dan inilah jalan panutan kami dan Nabi kami Muhammad SAW. (“Katakanlah inilah jalanku , aku mengajak manusia kepada Allah.” QS. 12 : 108)
“Dan kami mengajak semua partai dan semua pemerintahan dan rakyat hanya kepada Allah.”
“Bahkan kami sampaikan kepada orang-orang yang non muslim : “Gunakan akal dan fitrah kalian, dan janganlah kalian mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara. Karena sesungguhnya bila kamu bertindak demikian maka akan datang suatu masa dimana keadaan akan terbalik. Dan kondisi akan terbalik. Seandainyapun kamu sangat menginginkan dunia, dan tamak dalam meraihnya, maka jangan sampai menyebabkan orang lain tersakiti dan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat banyak.”
“Kami sampaikan bahwasannya kalian (non muslim) hidup di negeri yang mayoritas muslim semenjak berabad lalu. Dan ini adalah suatu kehormatan bagi kalian hidup di antara mereka, baik kalian sadari maupun tidak. Maka hendaklah kalian melakukan introspeksi diri.”
“Dan apabila kalian (orang-orang kafir) berusaha mengalahkan yang mayoritas, yaitu Islam, dan merendahkan orang-orang yang beriman, maka kalian pasti akan dihinakan oleh Allah di dunia ini sebelum di akhirat.
Dan ini adalah tugas tokoh agama untuk mengajak semua kalangan kepada Allah semata, dan Ulama bukanlah barang dagangan yang bisa dibeli dengan harga murah ataupun mahal.
Dahulu sebagian pejabat pemerintahan datang kepada Imam Husein Bin Syekh Abi Bakar bin Salim dalam keadaan bertaubat seraya berkata : "Angkatlah siapapun orang yang engkau inginkan untuk memegang jabatan ini. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah agar aku mendapatkan anugerah dalam sisa umurku." Beliau menjawab : "Apabila pemerintahan dan jabatan di dunia layak untuk diemban oleh hewan, niscaya aku tidak ridho diemban oleh hewan yang aku miliki.”
“Apakah manusia pengemban amanah wahyu dan amanah cahaya kenabian akan tertipu oleh jabatan duniawi semacam ini ?”
Maka manfaatkanlah oleh kalian keberkahan majelis ini dan tujukkanlah hati kalian kepada Dzat yang telah mengumpulkan kalian, sehingga tidaklah seseorang dari kalian pulang kecuali hanya mengharapkan ridha Allah SWT.
“Dan kami menghadap kepada-Mu, Ya Allah, dalam keadaan merendahkan diri kami untuk urusan negeri Indonesia ini dan penduduknya, dari fitnah-fitnah dan musibah.”
“Berikanlah kepada mereka kemenangan dalam menjunjung kebenaran, petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW dan sebarkanlah agama Islam kepada semua penduduk negeri baik di timur maupun di barat, dan jauhkanlah kami dari keburukan orang-orang yang penuh hawa nafsu. Jadikan hawa nafsu kami mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi-Mu.
“Dan barang siapa yang ingin menukil (mengutip) pernyataan kami tentang hal ini hendaknya ia menukilnya dengan lengkap.”
“Sebab orang-orang yang dikuasai hawa nafsu senantiasa memelintir ucapan para ulama, bahkan (memelintir) firman Allah, dengan menghapus sebagian dan menambah sebagian yang lain. Tidak lain untuk menciptakan gambaran sesuai keinginan mereka demi mewujudkan tujuan mereka.”
"Dan kami sampaikan kepada semua, janganlah menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian akan tetapi tunggulah kami untuk mengajak kalian semua kepada Allah. “
Dan kami mendoakan kalian semua. Kita semua adalah hamba Allah, sangat butuh kepada-Nya, dan hanya kepada Allah kita kembali.
(“Sesungguhnya hanya kepada Kami mereka kembali, kemudian Kami yang akan menghisab mereka.” QS. 88 : 26
Sumber: http://www.alhabibomar.com/Fatwa.aspx?SectionID=5&RefID=230
وجدنا تساؤلات عند كثير من أهل إندونيسيا هل نخرج في المظاهرات أو لا نخرج؟
Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia, “Apakah kami sebaiknya turut serta berdemonstrasi ataukah tidak ?”
الأصل أن كل ما لم يدخل تحت نهي الشرع ولم يخالف القانونَ القائمَ مِن خروجٍ ومِن عدم خروج يجب أن ينضبط الكلُّ بضوابط الشرع المصون، وبما يستند إلى النظام القائم في البلد بحيث لا يؤدي ذا ولا ذا لاختراق صفوف المسلمين والتحريش بينهم.
“Pada dasarnya segala sesuatu yang tidak dilarang oleh syariat dan tidak melanggar peraturan pemerintah yang berlaku, dalam urusan berdemonstrasi maupun tidak, pada semua hal tersebut haruslah mengikuti ketentuan syariat dan aturan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Demikian sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada agama maupun negara yang menimbulkan perpecahan serta permusuhan diantara sesama umat Islam.”
فكل ما كفله قانون البلد من حرية الناس عن تعبيرهم فليُعَبَّر عن ذلك بالطريقة السِلْمية التي لا تؤدي إلى هلاك البلد و فساده
"Dalam masalah ini, apapun yang telah dijamin undang-undang negara terkait kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka, maka hendaknya dilakukan dengan cara yang damai yang tidak menimbulkan kehancuran dan kerusakan di negeri itu."
فيجب أن يتفق المسلمون على وجوب تعظيم شعائر الله وآيات الله، وهم في دينٍ علَّمهم أن لا يسبُّوا أصنامَ الكفار حتى لا يسب الكفارُ الإلهَ الحق
"Maka, umat Islam wajib bersepakat untuk mengagungkan syiar-syiar Allah dan ayat-ayat-Nya. Dan umat Islam berada dalam sebuah agama yang mengajarkan agar tidak mencaci sesembahan orang kafir agar orang kafir tidak membalas dengan mencaci Allah Yang Maha Benar.”
ولا يجوز لمن خرج في مظاهرات أن يعتدي على أحدٍ صغيرا كان أو كبيرا أو يُهدّم شيئا ليس له تهديمه، كما لا يجوز أن يسب مَن لم يخرج، ومَن لم يخرج لا يجوز له أن يسبَّ الذي خرج. ولْيعلم أنه متفق معهم في الأصل. وهذا التفكير كيف يعبرون ؟ لهم فيه نظرات واجتهادات
“Mereka yang memutuskan ikut berdemonstrasi tidak boleh melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Atau merusak sesuatu yang tidak boleh dirusak. Sebagaimana tidak diperkenankan juga untuk mencaci orang-orang yang tidak ikut berdemonstrasi.”
“Adapun orang-orang yang tidak berdemonstrasi juga tidak diperbolehkan mencaci orang yang berdemonstrasi.”
“Dan hendaklah kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai prinsip yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Karena memiliki pandangan dan pertimbangan yang berbeda.”
كما أنه لا حق في حكومة تَكْفَل حريات الناس أن تضربهم بغير حق أو أن تعتدي عليهم، فلا حق لهم كذلك أن يعتدوا على بعضهم البعض ولا على الحكومة )ان الله لا يحب المعتدين) (ولا عدوان إلا على الظالمين)
Sebagaimana juga tidak diperbolehkan bagi pemerintah untuk mengekang kebebasan rakyatnya dalam mengekspresikan aspirasi mereka dengan menggunakan kekerasan
Atau menyakiti orang yang berdemontrsi tersebut tanpa alasan yang benar
"Begitu pula tidak diperbolehkan bagi mereka yang berdemonstrasi untuk saling menyakiti di antara mereka. Atau pun menghujat pihak pemerintah. Sebagaimana firman Alloh SWT ("Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” QS. 2 : 19). ("Dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang orang yang zalim” QS. 2 : 193). “
ونقول للذي خرج ثم تسبب في إظهار البغضاء والشحناء وسبَّ أحداً من الذين لم يخرجوا واتهمهم في دينهم على غير بيِّنة، ليتَكَ لم تخرج وحفظتَ المسلمين من هذا الشر الذي تسببتَ فيه
Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan di antara sesama umat Islam, serta memunculkan cacian terhadap orang yang tidak berdemonstrasi dan berprasangka buruk terhadap agama mereka tanpa bukti nyata, maka lebih baik bagi kalian untuk tidak keluar berdemonstrasi demi menjaga kebaikan kaum Muslimin sehingga tidak menimbulkan keburukan dan penistaan.
ونقول لمن لم يخرج ثم أخذ يسبُّ الخارجين وتسبَّبَ في فرقة وشتات أو مضاربة، ليتَك خرجتَ ولم تَسُبَّ أحدا ولم تُسَبِّب هذه المشكلة
“Kami sampaikan kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi apabila mereka mencaci orang-orang yang berdemonstrasi sehingga menimbulkan permusuhan, perpecahan dan pertengkaran (diantara kaum Muslimin), maka lebih baik bagi kalian untuk turut berdemonstrasi tapi tidak mencaci orang lain dan tidak menimbulkan dampak buruk.”
ونقول لمن خرج ومضى في طريق السلم ولم يبعَث شقاقاَ ولا اعتداءا: لكَ اجتهادُك، ونيتُك أمرُها إلى الله تبارك وتعالى.
Kami sampaikan kepada mereka yang turut berdemonstrasi dengan cara yang santun dan damai dan tidak menimbulkan permusuhan dan perpecahan, “Bagimu ijtihadmu dan niatmu, dan semua itu kembalinya kepada Allah SWT.”
ونقول للذي لم يخرج ولم يتسبب في سبٍّ ولا شتمٍ ولا إحداث شقٍّ بين المسلمين أصبتَ وأنت أقرب إلى السلامة، فلا تترك حسنَ الدعاء والتضرع في صلاح البلاد والعباد، وإذا جاء دورُك في انتخاب أو غيره فاحذر أن تنتخبَ إلا مَن يتقي اللهَ، وإنَّ صوتَك أمانة.
Kami sampaikan pula kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi dan tidak menjadi sebab timbulnya cacian, celaan dan perpecahan antara umat muslim, “Perbuatanmu sudah benar dan engkau lebih dekat dengan keselamatan. Jangan lupa berdoa dengan penuh harap dan bersimpuh dihadapan Allah memohon kebaikan bagi umat dan negeri ini. “
“Dan apabila telah datang giliranmu untuk memilih pemimpin, hendaklah engkau tidak memilih pemimpin kecuali orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Sebab hak pilihmu adalah amanat. "
فإن بدا لك في المرشحين مَن تعلم أنه يتقي اللهَ تبارك وتعالى فدونَك وهو. وإن التبسَ الأمرُ عليك فارجع إلى من تثق به من أهل علمِ الخشية والخوفِ من الله، الذين لا غرضَ لهم في الدنيا لتنظرَ أهونَ الشرَّين أو مَن هو أقربُ إلى مصلحةِ الناس، فإن التبسَ الأمرُ عليك فاعتزِل الكل.
هذا الذي فهمناه من هديِ هذا المصطفى وهدي الصحابة والتابعين.
“Apabila tampak bagimu bahwa diantara para kandidat ada orang yang bertakwa kepada Allah maka pilihlah dia.”
“Namun apabila engkau ragu, maka mintalah pendapat kepada orang yang engkau percayai dari orang-orang yang berilmu dan punya rasa takut kepada Allah, yang tidak memiliki sedikitpun kepentingan duniawi, agar ia bisa menunjukkan kepada kalian mana perkara yang lebih ringan diantara dua hal yang buruk tersebut, atau siapa yang lebih bermanfaat untuk kepentingan manusia. Namun jika masih samar bagimu hal itu maka tinggalkanlah semuanya.”
“Inilah yang kami fahami dari ajaran Rasulullah, sahabat dan para tabi'in.”
ولا ينتظر منا أحدٌ من الحكومات ولا مِن الأحزاب ولا غيرهم مِن بقية الشعب أن ندعوَ إليهم، فإن علينا العهد أن لا ندعوَ إلا إلى الله.
“Dan kepada pemerintah, partai maupun rakyat manapun, janganlah kalian menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Karena kami telah memiliki komitmen untuk tidak mengajak manusia kecuali kepada Allah semata.”
ونخاف أن يسودَّ الوجهُ إذا خرجت كلمة نريد بها رضاءَ حكومة أو أحزاب أو شعب دون رضى الرب جل جلاله نخاف أن يسود بها الوجه يوم القيامة.
"Dan kami takut bahwa wajah kami akan dihitamkan apabila keluar ucapan dari kami yang bertujuan untuk mencari ridho pemerintah, partai atau golongan manapun dan bukan ridho Allah. Sekali lagi, kami takut akan dihitamkan wajah kami kelak dihari kiamat."
وهذا سبيلُ قدوتنا ونبينا {قل هذه سبيلي أدعو إلى الله}. فندعو إلى الله جميعَ الأحزاب والحكومات والشعوب.
بل نقول للموجودين من غير المسلمين، حكِّموا العقلَ والفطرةَ، ولا يؤثِر أحدكم مصلحةَ شخص على مصلحةِ عموم البلاد. فإنه إذا تصرف هكذا في وقت فلا بدَّ أن يأتيَه وقتٌ ينقلبُ الأمرُ عليه وينعكس الحال، فمهما رغبتَ في الدنيا وطمعتَ في كسبِها فلا تجعلها سبباً لإيذاء الآخرين وإيقاع الضر بالعموم.
“Dan inilah jalan panutan kami dan Nabi kami Muhammad SAW. (“Katakanlah inilah jalanku , aku mengajak manusia kepada Allah.” QS. 12 : 108)
“Dan kami mengajak semua partai dan semua pemerintahan dan rakyat hanya kepada Allah.”
“Bahkan kami sampaikan kepada orang-orang yang non muslim : “Gunakan akal dan fitrah kalian, dan janganlah kalian mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara. Karena sesungguhnya bila kamu bertindak demikian maka akan datang suatu masa dimana keadaan akan terbalik. Dan kondisi akan terbalik. Seandainyapun kamu sangat menginginkan dunia, dan tamak dalam meraihnya, maka jangan sampai menyebabkan orang lain tersakiti dan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat banyak.”
ونقول أنت عائش في بلد الأغلبية فيه مسلمون مِن قرون، ولك الشرف أن تعيش بين المسلمين عقلت أو لم تعقل، فراجع نفسك في الحساب. وأما إذا أردتَ مغالبةَ الكثرة وذلةَ أهل الإيمان باللهَ فلا بد أن يذلَّكَ الذي آمنوا به في الدنيا قبل الآخرة.
“Kami sampaikan bahwasannya kalian (non muslim) hidup di negeri yang mayoritas muslim semenjak berabad lalu. Dan ini adalah suatu kehormatan bagi kalian hidup di antara mereka, baik kalian sadari maupun tidak. Maka hendaklah kalian melakukan introspeksi diri.”
“Dan apabila kalian (orang-orang kafir) berusaha mengalahkan yang mayoritas, yaitu Islam, dan merendahkan orang-orang yang beriman, maka kalian pasti akan dihinakan oleh Allah di dunia ini sebelum di akhirat.
وهذه مهمة أهل الدين أن يدعو الكل إلى رب العالمين. وليس العلماء بضائع تشترى بقليل ولا كثير.
Dan ini adalah tugas tokoh agama untuk mengajak semua kalangan kepada Allah semata, dan Ulama bukanlah barang dagangan yang bisa dibeli dengan harga murah ataupun mahal.
وجاء بعض السلاطين تائباً من سلطنته إلى الإمام الحسين ابن الشيخ أبي بكر بن سالم يقول: ضع من تشاء في السلطنة وأنا تبت إلى الله لأغنم باقي عمري. فقال لو كانت السلطنة والإمارة وسلطة الدنيا تصلح للدواب ما ارتضيتها لدابَّتي.
Dahulu sebagian pejabat pemerintahan datang kepada Imam Husein Bin Syekh Abi Bakar bin Salim dalam keadaan bertaubat seraya berkata : "Angkatlah siapapun orang yang engkau inginkan untuk memegang jabatan ini. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah agar aku mendapatkan anugerah dalam sisa umurku." Beliau menjawab : "Apabila pemerintahan dan jabatan di dunia layak untuk diemban oleh hewan, niscaya aku tidak ridho diemban oleh hewan yang aku miliki.”
مَن حملَ خلافةَ الوحي وخلافةَ نور النبوة أيغترُّ بهذا الحكم الظاهري ؟ فاغنموا بركة المجلس ووجهةَ قلوبكم إلى من جمعكم حتى لا ينصرف أحدُكم إلا وهو يريد وجهه.
“Apakah manusia pengemban amanah wahyu dan amanah cahaya kenabian akan tertipu oleh jabatan duniawi semacam ini ?”
Maka manfaatkanlah oleh kalian keberkahan majelis ini dan tujukkanlah hati kalian kepada Dzat yang telah mengumpulkan kalian, sehingga tidaklah seseorang dari kalian pulang kecuali hanya mengharapkan ridha Allah SWT.
توجهنا إليك متذللين بين يديك، اللهم جنِّب إندونيسيا وأهلَها الفتن والبلايا، واجعل النصر فيها للحق والهدى وسنة المصطفى، وانشر بأهلها الدين في مشارق الأرض ومغاربها وادفع عنا شرَّ أهل الهوى واجعل هوانا تبعاً لما جاء به نبيك.
“Dan kami menghadap kepada-Mu, Ya Allah, dalam keadaan merendahkan diri kami untuk urusan negeri Indonesia ini dan penduduknya, dari fitnah-fitnah dan musibah.”
“Berikanlah kepada mereka kemenangan dalam menjunjung kebenaran, petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW dan sebarkanlah agama Islam kepada semua penduduk negeri baik di timur maupun di barat, dan jauhkanlah kami dari keburukan orang-orang yang penuh hawa nafsu. Jadikan hawa nafsu kami mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi-Mu.
ومن أراد أن ينقل كلامنا في هذا الموضوع فلينقله بكامله. فإن أهل الهوى يلعبون بكلام العلماء وبكلام الله ويحذفون هذا ويأتون بهذا. ليصوِّروهم بالصورة التي يريدونها في تحقيق أغراضهم.
“Dan barang siapa yang ingin menukil (mengutip) pernyataan kami tentang hal ini hendaknya ia menukilnya dengan lengkap.”
“Sebab orang-orang yang dikuasai hawa nafsu senantiasa memelintir ucapan para ulama, bahkan (memelintir) firman Allah, dengan menghapus sebagian dan menambah sebagian yang lain. Tidak lain untuk menciptakan gambaran sesuai keinginan mereka demi mewujudkan tujuan mereka.”
ونقول للجميع لا تنتظروا منا أن ندعو إليكم، ولكن انتظروا منا أن ندعوكم إلى الله، وندعوا الله لكم، وكلُّنا عبيدُه فقراءُ إليه وإليه مرجعُنا (إن الينا إيابهم ثم إن علينا حسابهم)
"Dan kami sampaikan kepada semua, janganlah menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian akan tetapi tunggulah kami untuk mengajak kalian semua kepada Allah. “
Dan kami mendoakan kalian semua. Kita semua adalah hamba Allah, sangat butuh kepada-Nya, dan hanya kepada Allah kita kembali.
(“Sesungguhnya hanya kepada Kami mereka kembali, kemudian Kami yang akan menghisab mereka.” QS. 88 : 26
Sumber: http://www.alhabibomar.com/Fatwa.aspx?SectionID=5&RefID=230