Biografi Zainuddin Al-Malibari
Biografi Zainuddin Al-Malibari pengarang kitab Fathul Muin
Nama: Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz bin Zainuddin bn ‘Ali Al Malibari Al Fannani Asy Syafi’i.
Nama lain: Makhdum Thangal, Zainuddin Al Tsani
Tempat lahir: Malabar, India Selatan
Tanggal lahir: tidak diketahui
Tanggal wafat: 972 H atau 987 H / 1579 M
Tempat wafat: Funnan / Ponan, Indian
Karya tulis:
Biografi Zainuddin Al-Malibari pengarang kitab Fathul Muin
Nama: Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz bin Zainuddin bn ‘Ali Al Malibari Al Fannani Asy Syafi’i.
Nama lain: Makhdum Thangal, Zainuddin Al Tsani
Tempat lahir: Malabar, India Selatan
Tanggal lahir: tidak diketahui
Tanggal wafat: 972 H atau 987 H / 1579 M
Tempat wafat: Funnan / Ponani, Indian
Karya tulis:
1. Qurratul ‘Ain ( Fiqih syafi’i lengkap yang masih berbentuk matan).
2. Fathul Mu’in , adalah syarah dari kitab Qurratul ‘ain yang disyarahkan langsung oleh pengarang sendiri , hal ini biasa dilakukan para ulama’ diantaranya imam zakariyah al-Ansari (W. 925 H ) terhadap kitabnya Fathul Wahhab dan Tuhfatut Tullab . kitab fathul mu’in banyak mendapat perhatian ulama’ untuk menjelaskannya , setidaknya ada 2 khasiyah yang ada saat ini yaitu kitab I’anah At-Tolibin yang terdiri dari 4 jilid tebal , karya syaikh abu bakar syata ( W. 1310 H), dan kitab tarsyihul mustafidin karya syaikh sayyid alawi assaqqof (W. 1335 H) .
3. Irsyadul ‘Ibad Ila sabilirrosyad isinya tentang masalah fiqih , nasehat dan hikayat ,syarah dari kitab ini adalah Manahijul Imdad setebal 2 jilid , karya ulama’ indonesia syaikh ihsan bin dahlan al-jampesi (W. 1952 M). terkait tentang hadits-hadits di kitab irsyadul ibad saat ini sudah di tahqiq oleh seorang ulama’ muda asal indonesia syaikh badrian murid dari syaikh nuruddin marbau al-banjari al-makki yang diterbitkan ma’had zain litafaqquh fiddin untuk pertama kali tahun 2010 M .
4. Al-Isti’dad lil Maut Wasu’al Qubur , isinya tentang persiapan bekal sebelum mati dan dahsyatnya pertanyaan qubur , kitab ini sudah banyak terjemahannya .
5. Tuhfah Al-Mujtahidi fii Ba’adh Akhbar Al-Burtughali (dalam bidang sejarah).
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin Al-Malibari, ulama asal Malabar, India Selatan ini. Kalau ada, itu hanya sebatas mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya.
Tak diketahui secara persis, kapan Syekh Zainuddin Al-Malibari lahir. Bahkan, wafatnya pun muncul berbagai pendapat. Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani, India.
Syekh Zainuddin Al-Malibari merupakan keturunan bangsa Arab. Ia dikenal pula dengan nama Makhdum Thangal. Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat dirinya tinggal. Ada yang menyebutny dengan nama Zainuddin Makhdum, atau Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal. Julukan ini mencerminkan keutamaan dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya.
Masjid Agung Ponani atau Funani, adalah masjid Agung yang pertama kali dibangun oleh Makhdum Thangal. Ia termasuk seorang ulama yang mengikuti madzhab Syafi’i. Tidak seperti masjid masa kini, Masjid Agung Ponani ini menggabungkan arsitektur lokal dengan arsitektur Hindu. Hal ini dikarenakan, Islam masuk ke India yang dibawa oleh pedagang Arab yang datang melalui laut dan diterima oleh raja-raja Hindu setempat. Makam Syekh Zainuddin Al-Malibari terletak di samping masjid.
Tak hanya arsitektur masjid, masyarakat Muslim di India ini juga mengadopsi gaya bangunan, pakaian dan makanan dengan menyesuaikan pada kondisi yang ada.
Syekh Zainuddin Al-Malibari, selain dikenal sebagai ulama fikih, ia juga dikenal sebagai ahli tasawuf, sejarah dan sastra. Karyanya Fath al-Mu’in (Pintu Pertolongan), adalah syarah (komentar) atas kitab Qurrat al-Ayn Hidayat al-Azkiya ila Thariq al-Auliya, serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad, dan Tuhfat al-Mujahidin.
Seperti kebanyakan ulama lainnya, Syekh Zainuddin Al-Malibari juga dikenal sebagai ulama yang sangat tegas, kritis, konsisten, dan memiliki pendirian yang teguh. Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan, dan diplomat.
***
Penyusun Fathul Mu’in ini lahir dan besar di lingkungan keluarga ulama. Ayahnya, Syaikh Abdul Aziz, adalah seorang ulama kenamaan yang juga memiliki karya yang dikenal di dunia Islam. Karyanya antara lain kitab Irsyadul Alba’ dan Maslakul Adzkiya’, keduanya syarah atas kitab Hidayatul Adzkiya’, yang ditulis oleh ayahandanya sendiri, Syaikh Zainuddin bin Ali, yang dikenal dengan julukan “Zainuddin Al Awwal”.
Syaikh Zainudin bin Ali atau Zainuddin Al-Awwal sendiri adalah juga ulama besar yang karya-karyanya menjadi rujukan umat Islam di seluruh dunia. Karyanya yang paling termasyhur antara lain kitab Hidayatul Adzkiya’, yang disyarah oleh banyak ulama setelahnya, di antaranya oleh Sayyid Bakri bin Muhammad Syatha dalam kitabnya yang berjudul Kifaytul Atqiya’ wa Minhaj al-Ashfiya’ Syarh ‘ala Hidayah al-Adzkiya’.
Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz Al Malibari atau yang dikenal dengan “Zainuddin Ats Tsani” ini merupakan keturunan bangsa Arab. Beliau dikenal pula dengan julukan “Makhdum Thangal”. Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat dirinya tinggal. Ada juga yang menyebutnya dengan nama “Zainuddin Makhdum”, atau “Zainuddin Thangal”. Julukan ini mencerminkan keutamaan dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya.
Sebagai ulama yang memiliki keluhuran ilmu, Syaikh Zainuddin Al-Malibari menyajikan pemahaman dan pemikirannya tentang agama ke dalam berbagai kitab. Mulai dari bidang aqidah, fiqih, tasawwuf, sejarah, hingga sastra.
Nama: Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz bin Zainuddin bn ‘Ali Al Malibari Al Fannani Asy Syafi’i.
Nama lain: Makhdum Thangal, Zainuddin Al Tsani
Tempat lahir: Malabar, India Selatan
Tanggal lahir: tidak diketahui
Tanggal wafat: 972 H atau 987 H / 1579 M
Tempat wafat: Funnan / Ponani, Indian
Karya tulis:
1. Qurratul ‘Ain ( Fiqih syafi’i lengkap yang masih berbentuk matan).
2. Fathul Mu’in , adalah syarah dari kitab Qurratul ‘ain yang disyarahkan langsung oleh pengarang sendiri , hal ini biasa dilakukan para ulama’ diantaranya imam zakariyah al-Ansari (W. 925 H ) terhadap kitabnya Fathul Wahhab dan Tuhfatut Tullab . kitab fathul mu’in banyak mendapat perhatian ulama’ untuk menjelaskannya , setidaknya ada 2 khasiyah yang ada saat ini yaitu kitab I’anah At-Tolibin yang terdiri dari 4 jilid tebal , karya syaikh abu bakar syata ( W. 1310 H), dan kitab tarsyihul mustafidin karya syaikh sayyid alawi assaqqof (W. 1335 H) .
3. Irsyadul ‘Ibad Ila sabilirrosyad isinya tentang masalah fiqih , nasehat dan hikayat ,syarah dari kitab ini adalah Manahijul Imdad setebal 2 jilid , karya ulama’ indonesia syaikh ihsan bin dahlan al-jampesi (W. 1952 M). terkait tentang hadits-hadits di kitab irsyadul ibad saat ini sudah di tahqiq oleh seorang ulama’ muda asal indonesia syaikh badrian murid dari syaikh nuruddin marbau al-banjari al-makki yang diterbitkan ma’had zain litafaqquh fiddin untuk pertama kali tahun 2010 M .
4. Al-Isti’dad lil Maut Wasu’al Qubur , isinya tentang persiapan bekal sebelum mati dan dahsyatnya pertanyaan qubur , kitab ini sudah banyak terjemahannya .
5. Tuhfah Al-Mujtahidi fii Ba’adh Akhbar Al-Burtughali (dalam bidang sejarah).
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin Al-Malibari, ulama asal Malabar, India Selatan ini. Kalau ada, itu hanya sebatas mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya.
Tak diketahui secara persis, kapan Syekh Zainuddin Al-Malibari lahir. Bahkan, wafatnya pun muncul berbagai pendapat. Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani, India.
Syekh Zainuddin Al-Malibari merupakan keturunan bangsa Arab. Ia dikenal pula dengan nama Makhdum Thangal. Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat dirinya tinggal. Ada yang menyebutny dengan nama Zainuddin Makhdum, atau Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal. Julukan ini mencerminkan keutamaan dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya.
Masjid Agung Ponani atau Funani, adalah masjid Agung yang pertama kali dibangun oleh Makhdum Thangal. Ia termasuk seorang ulama yang mengikuti madzhab Syafi’i. Tidak seperti masjid masa kini, Masjid Agung Ponani ini menggabungkan arsitektur lokal dengan arsitektur Hindu. Hal ini dikarenakan, Islam masuk ke India yang dibawa oleh pedagang Arab yang datang melalui laut dan diterima oleh raja-raja Hindu setempat. Makam Syekh Zainuddin Al-Malibari terletak di samping masjid.
Tak hanya arsitektur masjid, masyarakat Muslim di India ini juga mengadopsi gaya bangunan, pakaian dan makanan dengan menyesuaikan pada kondisi yang ada.
Syekh Zainuddin Al-Malibari, selain dikenal sebagai ulama fikih, ia juga dikenal sebagai ahli tasawuf, sejarah dan sastra. Karyanya Fath al-Mu’in (Pintu Pertolongan), adalah syarah (komentar) atas kitab Qurrat al-Ayn Hidayat al-Azkiya ila Thariq al-Auliya, serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad, dan Tuhfat al-Mujahidin.
Seperti kebanyakan ulama lainnya, Syekh Zainuddin Al-Malibari juga dikenal sebagai ulama yang sangat tegas, kritis, konsisten, dan memiliki pendirian yang teguh. Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan, dan diplomat.
***
Penyusun Fathul Mu’in ini lahir dan besar di lingkungan keluarga ulama. Ayahnya, Syaikh Abdul Aziz, adalah seorang ulama kenamaan yang juga memiliki karya yang dikenal di dunia Islam. Karyanya antara lain kitab Irsyadul Alba’ dan Maslakul Adzkiya’, keduanya syarah atas kitab Hidayatul Adzkiya’, yang ditulis oleh ayahandanya sendiri, Syaikh Zainuddin bin Ali, yang dikenal dengan julukan “Zainuddin Al Awwal”.
Syaikh Zainudin bin Ali atau Zainuddin Al-Awwal sendiri adalah juga ulama besar yang karya-karyanya menjadi rujukan umat Islam di seluruh dunia. Karyanya yang paling termasyhur antara lain kitab Hidayatul Adzkiya’, yang disyarah oleh banyak ulama setelahnya, di antaranya oleh Sayyid Bakri bin Muhammad Syatha dalam kitabnya yang berjudul Kifaytul Atqiya’ wa Minhaj al-Ashfiya’ Syarh ‘ala Hidayah al-Adzkiya’.
Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz Al Malibari atau yang dikenal dengan “Zainuddin Ats Tsani” ini merupakan keturunan bangsa Arab. Beliau dikenal pula dengan julukan “Makhdum Thangal”. Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat dirinya tinggal. Ada juga yang menyebutnya dengan nama “Zainuddin Makhdum”, atau “Zainuddin Thangal”. Julukan ini mencerminkan keutamaan dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya.
Sebagai ulama yang memiliki keluhuran ilmu, Syaikh Zainuddin Al-Malibari menyajikan pemahaman dan pemikirannya tentang agama ke dalam berbagai kitab. Mulai dari bidang aqidah, fiqih, tasawwuf, sejarah, hingga sastra.