Video dan Transkrip Pidato Ahok Al-Maidah ayat 51
Video dan Transkrip Pidato Ahok Al-Maidah ayat 51 jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu, gak bisa pilih saya, ya — dibohongin pake surat Al Maidah surat 51 macam-macam gitu lho. itu hak bapak ibu. ya. perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. program ini jalan saja. ya jadi bapak ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok. gak suka ama Ahok. tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi
Berikut transkrip lengkap pembicaraan Ahok di Kepulauan Seribu :
Gubernur DKI: Assalamu alaykum warohmatullohi wa barokatuh bapak ibu.
Hadirin: (menjawab)
Gubernur DKI
jadi, yang saya hormati, anggota DPR RI, …. pil DKI, anggota DPRD DKI, ada pak bupati, tentu juga kepala dinas, kepala Biro, bapak-bapak dari kelautan perikanan ya? tentu, semua tokoh masyarakat yang hadir di tempat ini, tidak bisa saya sebut satu persatu. Sekali lagi selamat pagi semua. (hadirin menjawab)
Saya, kalau ke pulau seribu, saya bilang saya pasti ingat kampung saya. (tepuk tangan hadirin).
Waktu saya turun, saya lihat pak lurah, saya panggil pak kades, karena tahunya kades. nah, saya waktu jadi bupati, saya memimpikan … itu .. budidaya. karena .. sekarang manusia ini mangkin lama, mangkin banyak. kita daratan gak cukup buat piara makan manusia. bapak ibu yang kerja nelayan, yang jadi nelayan, tidak mungkin kita terus melakukan proses penangkapan ikan juga. gak ada cerita itu. seluruh dunia sudah berbicara budidaya.
[ucapan tidak penting di potong di sini ...]
kalo tiga belas milyar sebulan dibikinin tambak, (hadirin tepuk tangan) wah, sampai bingung nyari orang. bener pak bupati. saya aja juga ngancam pak bupati. kalo bupati kerja gak bener nih, gue mau bubarin bupati di Belitung, eh, di pulau Seribu. gue jadiin camat aja di sini. ngapain piara bupati gak ada guna, ya gak? (hadirin bersorak “betul” dan tepuk tangan) gue mau bubarin. jadi pulau Seribu kita minta, tapi — DPR, ubah undang-undangnya. DKI Jakarta tidak ada kabupaten pulau Seribu. orang cuma dua puluh ribu kurang lebih, ngapain diurusin orang gak gitu banyak. ngabisin ratusan milyar. mendingan semua gue kirimin duit mentahnya ke orang pulau Seribu. daripada urusan — pejabat.
ini pikiran-pikiran dagang aja, saya nih orang dagang, saya pikir dagang aja. sekarang anggaran berapa pulau Seribu? empat ratus M? satu trilyun? empat ratus M. empat ratus milyar setahun. orang pulau Seribu cuma dua puluh ribuan ya? dua puluh empat ribu. kalo gue bagi sepuluh juta, dua ratus empat puluh m. ya lah setahun gue kasih dua puluh juta satu orang, wa lu makmur semua luh. bubarin kabupatennya. (hadirin tertawa) tapi gak beneran lo. kita bernegara … cuma kalo dia macam-macam, gue lakuin nih. (hadirin tertawa) nah ini jadi kita saling jaga. jadi bapak ibu juga gak usah kuatir.
ini pemilihan kan dimajuin, jadi kalo saya tidak terpilih pun bapak ibu, saya berhentinya oktober 2017. jadi kalo program ini kita jalankan dengan baik pun, bapak ibu masih sempat panen sama saya. sekalipun saya tidak terpilih jadi gubernur. jadi saya ingin ceritanya bapak ibu semangat. jadi gak usah pikiran, ah, nanti kalo gak kepilih, pasti, Ahok programnya bubar. gak, saya sampai oktober 2017.
jadi kalo bapak ibu, perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. program ini jalan saja. ya jadi bapak ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok. gak suka ama Ahok. tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. jangan. kalo bapak ibu punya perasaan gak enak, nanti mati pelan-pelan lho kena struk. (hadirin tertawa) jadi ang.. bukan anggap. ini semua adalah hak bapak ibu sebagai warga DKI. kebetulan saya gubernur mempunyai program ini. jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan bapak ibu mau pilih siapa. ya, saya kira itu. kalo yang benci sama saya, jangan emosi, terus dicolok, waktu pemilihan, colok foto saya. wah, jadi kepilih lagi saya. (hadirin tertawa) jadi kalau benci sama saya, coloknya musti berkali-kali baru batal. pi kalo cuma sekali, eh kepilih lagi lu gua. saya kira itu, jadi silahkan kalo mau tanya, terima kasih.
Moderator
Terima kasih pak gubernur. silahkan, dari bapak ibu atau rekan-rekan, mungkin ada yang mau tanya……
Sumber
***
Transkrip potongan pidato Ahok versi Buni Yani
***
Berita dari Detik.com
Buni Yani Akui Salah Transkrip Ucapan Ahok Soal Surat Al Maidah Ayat 51
Jakarta - Demo massa 4 November ini tak terlepas dari postingan tulisan Buni Yani di Facebook saat mengunggah video Ahok soal Surat Al Maidah ayat 51. Buni Yani sendiri sebenarnya sudah mengakui bahwa dirinya salah mengutip ucapan Ahok. Bagaimana ceritanya?
Masalah ini berawal saat Buni Yani memposting video Ahok yang tengah berbicara di hadapan warga di Kepulauan Seribu. Di postingan video itu, dia juga memasukkan tulisan bernada provokatif. Begini tulisan Buni Yani di video yang diunggahnya tersebut:
Demikianlah postingan tulisan Buni Yani yang diunggahnya ke Facebook pada Kamis (6/10/2016) lalu. Postingan video dan tulisan Buni Yani itu pun langsung viral. Terjadi pro dan kontra di kolom komentar postingannya itu.
Banyak umat Islam yang emosinya tersulut setelah melihat postingan Buni Yani itu. Postingan itu pun jadi viral karena dishare netizen ke berbagai media sosial lainnya.
Namun saat itu, sejumlah orang juga memprotes keras Buni Yani. Mereka keberatan karena menilai Buni Yani 'memelintir' ucapan Ahok. Tulisan Buni Yani di Facebook itu tidak sesuai dengan ucapan Ahok, apalagi videonya tidak dimuat utuh.
detikcom sendiri telah melihat video Ahok di Kepulauan Seribu saat bicara soal Surat Al Maidah ayat 51 itu secara utuh. Di video itu, Ahok memang tidak ada menyebut 'dibohongi Surat Al Maidah', namun 'dibohongi pakai Surat Al Maidah'.
"Jadi enggak usah pikiran 'Ah nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar'. Enggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa-red). Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu enggak usah merasa enggak enak. Dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok, enggak suka sama Ahok nih," demikian petikan ucapan Ahok saat itu.
Baca juga: Ini Video Utuh Ahok Pidato Singgung Surat Al Maidah 51 yang Jadi Polemik
Di acara Indonesia Lawyers Club TVOne pada Selasa (11/10) lalu, Buni Yani sudah bicara soal awal mula dirinya memposting video Ahok dan juga tulisannya di video itu.
Di acara tersebut Buni Yani mengisahkan, saat pulang ke rumah dan hendak mandi pada Kamis (5/10), dirinya membuka Facebook. Di timeline-nya muncul tautan dari akun Media NKRI soal video Ahok di Kepulauan Seribu. Di video itu ada tulisan pengantar 'Ahok mengatakan ada kebohongan pada Al Maidah Ayat 51, bagaimana menurut Anda?'
"kemudian tertarik saya dengan pengantar ini. Lalu saya coba klik video tersebut, setelah saya klik memang betul. Itu luar biasa menarik. saya berulang-ulang dengar rupanya ada sesuatu yang sangat sensitif yang dikatakan oleh sumber tersebut dan yang mengatakannya adalah pejabat tersebut (Ahok). Sebagai seorang wartawan dan peneliti media, ini kelihatannya saya harus share ke orang bahwa ada lho seorang pejabat publik yang kita gaji, kita ongkosi program-programnya kemudian dia menyinggung sesuatu yang kelihatannya kurang...dalam pandangan saya mestinya tidak dikatakan karena sensitif," kata Buni Yani.
Meski menyatakan telah mendengar rekaman video Ahok berulang-ulang, Buni Yani mengakui bahwa dirinya salah mentranskrip ucapan Ahok. Dia mengakui Ahok memang tidak ada menyebut 'dibohongi Surat Al Maidah', namun 'dibohongi pakai Surat Al Maidah'.
"Jadi karena saya tidak menggunakan earphone jadi itu enggak ketranskrip. Tapi tadi saya lihat memang ada kata pakai, saya mengakui kesalahan saya sekarang," ucap Buni Yani.
"Tetapi, meskipun saya mengakui kesalahan saya persoalan kata pakai, secara semantik bahwa tetap di sana ada unsur sensitif yang mestinya tak diucapkan oleh pejabat publik," imbuhnya.
***
Tanggapan Tokoh
Syafi'i Maarif: Pendiri Maarif Institute dan mantan Ketua Muhammadiyah
Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif atau Buya Syafii menilai Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak melecehkan Alquran berdasarkan rekaman video yang utuh.
"Secara utuh pernyataan Ahok telah saya baca," kata Syafii di Jakarta, Senin 7 November 2016.
Syafii mengatakan publik harus memperhatikan lebih detail pernyataan Ahok saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu karena tidak ada ucapan yang melecehkan Alquran.
"Ahok tidak mengatakan Al Maidah (ayat 51) itu bohong," ujar Syafii, seperti dikutip dari Antara.
Ahok, menurut Syafii, mengkritisi orang yang menggunakan Alquran untuk membohongi masyarakat agar tidak memilih petahana gubernur itu pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Terkait fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Syafii menuturkan lembaga tersebut harus menjaga martabat melalui fatwa berdasarkan analisa yang jernih, cerdas dan bertanggung jawab.
Syafii mengungkapkan bentuk konkret dari fatwa MUI yakni aksi damai dari Gerakan Nasional Pendukung Fatwa (GNPF) MUI yang berujung rusuh di sekitar Silang Monas Jakarta pada Jumat (4/11).
Tokoh agama itu berpesan agar masyarakat tidak mengorbankan kepentingan bangsa dan negara untuk urusan kelompok melalui fatwa MUI.
Sumber: Liputan6.com.
***
Video Potongan Pidato Ahok Terkait Al-Maidah 51
Buni Yani mengaku salah transkrip video Ahok soal Al Maidah 51
Gubernur DKI: Assalamu alaykum warohmatullohi wa barokatuh bapak ibu.
Hadirin: (menjawab)
Gubernur DKI
jadi, yang saya hormati, anggota DPR RI, …. pil DKI, anggota DPRD DKI, ada pak bupati, tentu juga kepala dinas, kepala Biro, bapak-bapak dari kelautan perikanan ya? tentu, semua tokoh masyarakat yang hadir di tempat ini, tidak bisa saya sebut satu persatu. Sekali lagi selamat pagi semua. (hadirin menjawab)
Saya, kalau ke pulau seribu, saya bilang saya pasti ingat kampung saya. (tepuk tangan hadirin).
Waktu saya turun, saya lihat pak lurah, saya panggil pak kades, karena tahunya kades. nah, saya waktu jadi bupati, saya memimpikan … itu .. budidaya. karena .. sekarang manusia ini mangkin lama, mangkin banyak. kita daratan gak cukup buat piara makan manusia. bapak ibu yang kerja nelayan, yang jadi nelayan, tidak mungkin kita terus melakukan proses penangkapan ikan juga. gak ada cerita itu. seluruh dunia sudah berbicara budidaya.
[ucapan tidak penting di potong di sini ...]
kalo tiga belas milyar sebulan dibikinin tambak, (hadirin tepuk tangan) wah, sampai bingung nyari orang. bener pak bupati. saya aja juga ngancam pak bupati. kalo bupati kerja gak bener nih, gue mau bubarin bupati di Belitung, eh, di pulau Seribu. gue jadiin camat aja di sini. ngapain piara bupati gak ada guna, ya gak? (hadirin bersorak “betul” dan tepuk tangan) gue mau bubarin. jadi pulau Seribu kita minta, tapi — DPR, ubah undang-undangnya. DKI Jakarta tidak ada kabupaten pulau Seribu. orang cuma dua puluh ribu kurang lebih, ngapain diurusin orang gak gitu banyak. ngabisin ratusan milyar. mendingan semua gue kirimin duit mentahnya ke orang pulau Seribu. daripada urusan — pejabat.
ini pikiran-pikiran dagang aja, saya nih orang dagang, saya pikir dagang aja. sekarang anggaran berapa pulau Seribu? empat ratus M? satu trilyun? empat ratus M. empat ratus milyar setahun. orang pulau Seribu cuma dua puluh ribuan ya? dua puluh empat ribu. kalo gue bagi sepuluh juta, dua ratus empat puluh m. ya lah setahun gue kasih dua puluh juta satu orang, wa lu makmur semua luh. bubarin kabupatennya. (hadirin tertawa) tapi gak beneran lo. kita bernegara … cuma kalo dia macam-macam, gue lakuin nih. (hadirin tertawa) nah ini jadi kita saling jaga. jadi bapak ibu juga gak usah kuatir.
ini pemilihan kan dimajuin, jadi kalo saya tidak terpilih pun bapak ibu, saya berhentinya oktober 2017. jadi kalo program ini kita jalankan dengan baik pun, bapak ibu masih sempat panen sama saya. sekalipun saya tidak terpilih jadi gubernur. jadi saya ingin ceritanya bapak ibu semangat. jadi gak usah pikiran, ah, nanti kalo gak kepilih, pasti, Ahok programnya bubar. gak, saya sampai oktober 2017.
jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu, gak bisa pilih saya, ya — dibohongin pake surat Al Maidah surat 51 macam-macam gitu lho. itu hak bapak ibu. ya.
jadi kalo bapak ibu, perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. program ini jalan saja. ya jadi bapak ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok. gak suka ama Ahok. tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. jangan. kalo bapak ibu punya perasaan gak enak, nanti mati pelan-pelan lho kena struk. (hadirin tertawa) jadi ang.. bukan anggap. ini semua adalah hak bapak ibu sebagai warga DKI. kebetulan saya gubernur mempunyai program ini. jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan bapak ibu mau pilih siapa. ya, saya kira itu. kalo yang benci sama saya, jangan emosi, terus dicolok, waktu pemilihan, colok foto saya. wah, jadi kepilih lagi saya. (hadirin tertawa) jadi kalau benci sama saya, coloknya musti berkali-kali baru batal. pi kalo cuma sekali, eh kepilih lagi lu gua. saya kira itu, jadi silahkan kalo mau tanya, terima kasih.
Moderator
Terima kasih pak gubernur. silahkan, dari bapak ibu atau rekan-rekan, mungkin ada yang mau tanya……
Sumber
***
Transkrip potongan pidato Ahok versi Buni Yani
"Bapak-ibu (pemilih muslim)...dibohongi Surat Al Maidah"...(dan) masuk neraka (juga bapak-ibu) dibodohi,"
***
Berita dari Detik.com
Buni Yani Akui Salah Transkrip Ucapan Ahok Soal Surat Al Maidah Ayat 51
Jakarta - Demo massa 4 November ini tak terlepas dari postingan tulisan Buni Yani di Facebook saat mengunggah video Ahok soal Surat Al Maidah ayat 51. Buni Yani sendiri sebenarnya sudah mengakui bahwa dirinya salah mengutip ucapan Ahok. Bagaimana ceritanya?
Masalah ini berawal saat Buni Yani memposting video Ahok yang tengah berbicara di hadapan warga di Kepulauan Seribu. Di postingan video itu, dia juga memasukkan tulisan bernada provokatif. Begini tulisan Buni Yani di video yang diunggahnya tersebut:
"Penistaan terhadap agama?
"Bapak-ibu (pemilih muslim)...dibohongi Surat Al Maidah"...(dan) masuk neraka (juga bapak-ibu) dibodohi,"
"Kelihatannya akan terjadi sesuatu yang kurang baik dengan video ini."
Demikianlah postingan tulisan Buni Yani yang diunggahnya ke Facebook pada Kamis (6/10/2016) lalu. Postingan video dan tulisan Buni Yani itu pun langsung viral. Terjadi pro dan kontra di kolom komentar postingannya itu.
Banyak umat Islam yang emosinya tersulut setelah melihat postingan Buni Yani itu. Postingan itu pun jadi viral karena dishare netizen ke berbagai media sosial lainnya.
Namun saat itu, sejumlah orang juga memprotes keras Buni Yani. Mereka keberatan karena menilai Buni Yani 'memelintir' ucapan Ahok. Tulisan Buni Yani di Facebook itu tidak sesuai dengan ucapan Ahok, apalagi videonya tidak dimuat utuh.
detikcom sendiri telah melihat video Ahok di Kepulauan Seribu saat bicara soal Surat Al Maidah ayat 51 itu secara utuh. Di video itu, Ahok memang tidak ada menyebut 'dibohongi Surat Al Maidah', namun 'dibohongi pakai Surat Al Maidah'.
"Jadi enggak usah pikiran 'Ah nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar'. Enggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa-red). Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu enggak usah merasa enggak enak. Dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok, enggak suka sama Ahok nih," demikian petikan ucapan Ahok saat itu.
Baca juga: Ini Video Utuh Ahok Pidato Singgung Surat Al Maidah 51 yang Jadi Polemik
Di acara Indonesia Lawyers Club TVOne pada Selasa (11/10) lalu, Buni Yani sudah bicara soal awal mula dirinya memposting video Ahok dan juga tulisannya di video itu.
Di acara tersebut Buni Yani mengisahkan, saat pulang ke rumah dan hendak mandi pada Kamis (5/10), dirinya membuka Facebook. Di timeline-nya muncul tautan dari akun Media NKRI soal video Ahok di Kepulauan Seribu. Di video itu ada tulisan pengantar 'Ahok mengatakan ada kebohongan pada Al Maidah Ayat 51, bagaimana menurut Anda?'
"kemudian tertarik saya dengan pengantar ini. Lalu saya coba klik video tersebut, setelah saya klik memang betul. Itu luar biasa menarik. saya berulang-ulang dengar rupanya ada sesuatu yang sangat sensitif yang dikatakan oleh sumber tersebut dan yang mengatakannya adalah pejabat tersebut (Ahok). Sebagai seorang wartawan dan peneliti media, ini kelihatannya saya harus share ke orang bahwa ada lho seorang pejabat publik yang kita gaji, kita ongkosi program-programnya kemudian dia menyinggung sesuatu yang kelihatannya kurang...dalam pandangan saya mestinya tidak dikatakan karena sensitif," kata Buni Yani.
Meski menyatakan telah mendengar rekaman video Ahok berulang-ulang, Buni Yani mengakui bahwa dirinya salah mentranskrip ucapan Ahok. Dia mengakui Ahok memang tidak ada menyebut 'dibohongi Surat Al Maidah', namun 'dibohongi pakai Surat Al Maidah'.
"Jadi karena saya tidak menggunakan earphone jadi itu enggak ketranskrip. Tapi tadi saya lihat memang ada kata pakai, saya mengakui kesalahan saya sekarang," ucap Buni Yani.
"Tetapi, meskipun saya mengakui kesalahan saya persoalan kata pakai, secara semantik bahwa tetap di sana ada unsur sensitif yang mestinya tak diucapkan oleh pejabat publik," imbuhnya.
***
Tanggapan Tokoh
Syafi'i Maarif: Pendiri Maarif Institute dan mantan Ketua Muhammadiyah
Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif atau Buya Syafii menilai Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak melecehkan Alquran berdasarkan rekaman video yang utuh.
"Secara utuh pernyataan Ahok telah saya baca," kata Syafii di Jakarta, Senin 7 November 2016.
Syafii mengatakan publik harus memperhatikan lebih detail pernyataan Ahok saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu karena tidak ada ucapan yang melecehkan Alquran.
"Ahok tidak mengatakan Al Maidah (ayat 51) itu bohong," ujar Syafii, seperti dikutip dari Antara.
Ahok, menurut Syafii, mengkritisi orang yang menggunakan Alquran untuk membohongi masyarakat agar tidak memilih petahana gubernur itu pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Terkait fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Syafii menuturkan lembaga tersebut harus menjaga martabat melalui fatwa berdasarkan analisa yang jernih, cerdas dan bertanggung jawab.
Syafii mengungkapkan bentuk konkret dari fatwa MUI yakni aksi damai dari Gerakan Nasional Pendukung Fatwa (GNPF) MUI yang berujung rusuh di sekitar Silang Monas Jakarta pada Jumat (4/11).
Tokoh agama itu berpesan agar masyarakat tidak mengorbankan kepentingan bangsa dan negara untuk urusan kelompok melalui fatwa MUI.
Sumber: Liputan6.com.
***
Video Potongan Pidato Ahok Terkait Al-Maidah 51
Buni Yani mengaku salah transkrip video Ahok soal Al Maidah 51